Rabu, 17 Juni 2009

editorial.............

menurut Seminar Menulis Artikel yang digagas BEM beberapa waktu lalu,
editorial itu gaya penulisan yang serius, serta mewakili sikap suatu media.

nha...sayangnya, di SEKTOR yang dapet musibah buat nulis editorial ya pimrednya dewe.
tanpa diskusi bla bla bla langsung cap cuz nulis dewe. hehe

emang, kata sebagian senior, editorial itu rubrik yang special.
secara yang nulis pimrednya langsung.

waaaa...karena uda dikutuk jadi pimred, akhirnya, mau gag mau, dengan terpaksa (Ya Allah jahat banget yaaku..hehe) akhirnya nulislah pula aku di rubrik editorial Sektor BE.

dengan penuh perjuangan, ngepet 7 hari 7 malam, mandi kembang tengah malam..hehe


cring.... cring.... cring.....
Jadilah.... :')


Business (bisnis) and Entertainment (hiburan), dua dunia yang tidak dapat dipisahkan, saling terkait. Beribu orang berbisnis dalam bidang hiburan. Dan, semua orang pun tahu bahwa dunia hiburan merupakan bagian dari dunia bisnis.

Dunia hiburan tidak akan mati dimakan oleh zaman. Sampai kapanpun, dunia hiburan menarik banyak minat setiap insan. Glamour-nya kehidupan para lakon yang berkecimpung didalamnya, jaminan materi yang melimpah ruah, serta meningkatnya popularitas memancing banyak minat untuk terjun di dalamnya. Kehidupan serba ‘wah’ menjadi daya tarik tersendiri, walaupun untuk mencapai semua itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.

Dunia hiburan sangatlah kompleks. Perkembangan masyarakat dewasa yang sangat dinamis, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi serta pasar bebas menciptakan masyarakat yang menggemari hiburan. Masyarakat yang gandrung akan hiburan ini menyerap segala bentuk hiburan dalam kesehariannya, mendengarkan musik di pagi hari atau saat di perjalanan, menonton beragam film di gedung bioskop yang mewah, membeli pakaian di butik mahal, dst.

Mari kita bahas satu persatu.

Perkembangan musik di Indonesia sudah semakin maju. Perkembangan dunia digital turut mengembangkan industri musik di Indonesia. Tidak hanya industri musik besar saja yang mendapat berkah dari kemajuan teknologi dunia, namun industri musik yang sedang merangkak, baru berdiri pun mendapat berkah dari kemajuan teknologi ini. Kesenjangan sosial di industri ini pun semakin menyempit. Walaupun, tidak dapat dipungkiri masih banyak masalah-masalah yang belum dapat diselesaikan yang dapat menghambat perkembangan industri musik di Indonesia, seperti fenomena pembajakan di Indonesia.

Lain halnya dengan industri film di Indonesia. Sempat mengalami mati suri pada awal 1992, kemudian bangkit kembali melalui karya-karya fenomenal sineas muda, terlihat dari banyaknya film yang diproduksi. Jumlah film yang diproduksi tahun 2007 sebanyak 78 judul film, meningkat 129 persen dibanding tahun 2006 yang hanya berjumlah 34 judul film. Namun sayangnya perkembangan industri film hingga kini diprediksi dapat mengalami kemunduran lagi apabila tetap mempertahankan genre-genre yang terus monoton. Munculnya jaringan bioskop 21, lahirnya era stasiun televisi swasta, hingga penemuan cakram vcd dan dvd ikut menjadi penentu pasang-surutnya industri ini.

Bagaimana dengan dunia fashion?? Perkembangan fashion Indonesia pun tidak kalah seru apabila kita bahas. Industri ini juga tidak akan pernah mati. Lihat saja tiap tahun ada saja pameran-pameran yang memajang karya-karya desainer pakaian terkemuka di Indonesia maupun dunia. Paris masih tetap menjadi kiblat dunia fashion, hingga pasar-pasar tradisional penjual pakaian tetap menjadi lokasi kunjungan yang menarik bagi golongan menengah ke bawah.

Sekali lagi, dunia hiburan sangat kompleks dan luas. Hal mendasar inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh pelaku bisnis di negeri ini. Para pelaku bisnis tersebut pun dengan jeli memanfatkan segala peluang untuk berbisnis. Terciptalah berbagai merchandise dari hiburan tersebut, yang tentu pula menghasilkan uang dari hasil penjualannya. Merchandise yang dibuat berdasar tema film atau tokoh tertentu, ataupun lagu-lagu yang dikemas untuk mendukung sebuah film, toko maupun butik penjual pakaian, penjual CD lagu-lagu baru, hingga culinary menjadi bagian dari bisnis yang berpijak pada dunia hiburan. Ada saja bagian dari dunia hiburan yang dapat dijadikan ladang bisnis.

Dunia bisnis dan dunia hiburan memang tidak dapat dipisahkan. Keduanya dapat menghasilkan pundi-pundi uang bila dikerjakan dengan serius dan manajerial yang baik.


hehe.
editorial by beruank ngok ngok ini jelas dapat kritikan dari suwek2.
ada yang bilang kurang sentuhan ekonomi-nya,
ada yang bilang gag jelas maksudnya apa,
ada yang bilang kurang oke karena kurang kalimat langsungnya dan hanya memaparkan data2 tok.

sempet down denger komentar itu,

tapi, it's oke....
itu semua masukan yang klo q dengerin dan q aplikasikan di artikelku kedepannya, dipastikan akan mampu membuat artikelku selanjutnya jadi lebih berkembang.

hehe.

thx buat semua masukannya ya mb mz suwek... :')

Tidak ada komentar: