Minggu, 21 Agustus 2016
Welcome Back ^o^
Sabtu, 27 September 2014
Boleh saya pulang, HCT?
Akhir September 2014. Semakin banyak saja akun jejaring sosial yang ada. Dari facebook, twitter, instagram, path hingga soundcloud buat kamu-kamu yang doyan nyanyi. Beberapa saya punya akun di jejaring sosial tersebut (itupun bikin karena dipaksa temen). Beberapa lagi tidak punya akun, selain karena gak paham dan gak ada temen buat ngajarin bikin, ya karena saya (sementara) sedang tinggal di daerah 'pelosok' NTB yang tidak terlalu rame ber-jejaring sosial.
Salah satu akun jejating sosial yang saya miliki adalah path. Dibuat di Jakarta sat masih pelatihan, dibuatkan oleh temen saya, hingga saat ini akun tersebut masih aktif walaupun sangat sedikit sekali saya nge-path (istilah posting di path). Path sendiri merupakan akun jejaring sosial yang cukup menarik buat saya. Berhasil membuat saya senyum-senyum sendiri bahkan sampai terpingkal-pingkal membaca beberapa postingan teman saya. Apalagi Indonesia ini punya 240 juta penduduk yang mungkin 30% nya punya akun path, dengan kekurangkerjaannya suka edit-edit foto dibumbuhi tulisan-tulisan jenaka, suka bikin-bikin quotes lucu, sampai beberapa postingan bikin saya terdiam. Salah satu postingan favorit saya adalah sebuah foto yg berisi tulisan,
"Merantaulah, agar kau tahu kenapa kau harus pulang, agar kau tahu siapa yang kau rindu"
Postingan yang menarik. Terutama bagi para pelancong, atau orang yang terpaksa dipelancongkan oleh perusahaan dimana ia bekerja. Ehem. 25 Desember 2013. Tidak terasa sudah hampir 9 bulan saya dipelancongkan di sebuah kota di Pulau Sumbawa. Tahu Pulau Sumbawa? Bukan, bukan di NTT. Hahahaha. Silahkan buka google maps.
9 bulan bukan waktu yang singkat. Bahkan terasa sangaaat lama.
Banyak momen yang saya lewatkan. Ya walaupun banyak momen yang saya dapatkan juga di 9 bulan ini. Saya melewatkan menjaga ibu saya yang bolak-balik opname di RS karena penyakit diabetesnya, melewatkan mengantar ibu saya kontrol periksa mata di Yogjakarta sebulan sekali untuk memeriksakan mata kanan-nya yang sudah tidak berfungsi akibat komplikasi diabetes, melewatkan menjaga ayah saya yang dioperasi mata kirinya karena katarak, melewatkan lahirnya baby ganteng Akbar cucu laki-laki pertama di keluargaku, melewatkan makan jamur chispy favoritku dan my forever embul, sampai melewatkan kesukaanku ngelus-elus Adit si kucing kesayanganku di rumah.
Ya, memang saya beruntung bisa jalan-jalan ke Pulau Sumbawa gratis, bisa liburan ke Gili Trawangan sama teman kantor, bisa menikmati air terjun di Pulau Moyo sekantor, sampai bisa nabung dan kirim uang ke ortu tiap bulan. Beberapa hal yg tidak mungkin saya lakukan saat masih kuliah. Atau saat masih tinggal sama keluarga.
Mungkin beberapa orang menganggap saya kurang bersyukur. Sudah dapat gaji lumayan besar untuk fresh graduate, dapat posisi yg langsung tinggi di perusahaan tempat bekerja, sampai dapet prestige dengan pekerjaan di salah satu BUMN terbesar di Indonesia(sebelum di merger sih,hihi).
Tapi, mungkin saat ini saya benar-benar berada di titik lelah tertinggi. Fase rindu terbesar. Tahap capek yang sedang dipuncak-puncaknya.
Saya sudah merantau, hai bapak-ibu di Kantor Besar HCT, saya sudah berjuang, saya sudah mengetahui kenapa saya harus pulang, dan saya sudah hafal siapa-siapa yang aku rindu.
Tolong, harus saya cari celah mana lagi agar kembali dekat dengan orang-orang yang saya sayangi? harus mengemis ke siapa lagi agar saya bisa menjaga ibu saya di hari tuanya? harus kirim bukti apalagi kalau saya sudah sangat tidak betah lagi disini?
HCT, boleh saya pulang?